Rabu, 03 Juni 2015

Kesehatan Reproduksi Permasalahan pada Perempuan

KESEHATAN REPRODUKSI



DRUG ABUSE (Penyalahgunaan Obat)

       A.    PENGERTIAN DRUG ABUSE
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa.
a. Narkoba : pada dasarnya merupakan obat-obatan yang apabila pemakaiannya disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan
b. Narkotika : zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman yg dapat menyebabkan penurunan / perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
c. Psikotropika : zat atau obat baik alamiah atau sintetik bukan narkotika yg berkhasiat psikoaktif melalui susunan syaraf pusat yg menyebabkan perubahan khas pd aktivitas mental dan prilaku.
d. Zat adiktif lainnya adalah ; minuman berakohol bersifat sedative (penenang), hipnotik, depresan, rokok.
B. PENGGOLONGAN NARKOTIKA UU.NO.22 TAHUN 1997
a. Narkotika golongan I : narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan Misal : heroin, ganja, kokain
b. Narkotika golongan II : narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan, missal ; morfin
c. Narkotika golingan III : narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan, missal : Codein
C. PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA UU. NO. 05 TAHUN 1995
a. Psikotopika golongan I : psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak dapat digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan ketergantungan, missal : LSD
b. Psikotropika golongan II : psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak dapat digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan ketergantungan, misal : ampetamiin, metilfenidad
c. Psikotropika golongan III : psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak dapat digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sedang, mengakibatkan ketergantungan, misal : barbiturate
d. Psikotropika golongan IV : psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan, misal : Diazepam
D. EFEK YANG DITIMBULKAN
a. Depresan : jenis zat berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakai merasa fly, bahkan tertidur, tidak sadar diri. Misal : opium, morfin, heroin, codein, dan sedative
b. Stimulan : zat yg dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja (segar & bersemanagat) misal : ekstasi, kafein, kokain, amfetamin
c. Halusinogen : zat yg dapat menimbulkan efek halusinasi yg bersifat merubah perasaan dan pikiran seringkali disertai halusinasi, misal : ganja, mescalin dan LSD.
E. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN
a. Faktor Individu
1.      Penyakit jasmaniah
2.      Kepribadian dgn resiko tinggi : mudah kecewa, cenderung agresif,kurang PD, selalu menuntut, sifat antisocial, memiliki gangguan jiwa (cemas, depresi, apatis), kurang religious, penilaian diri negative.
3.      Motivasi tertentu : menyatakan diri bebas, memuaskan rasa ingin tahu, dan mendapat pengalaman baru, agar diterima kelompok tertentu, melarikan diri dari sesuatu, sebagai lambang kemoderenan.
b. Factor Zat
1.      Ketersediaan zata pada peredaran gelap
2.       Kemudahan memperoleh zat
c. Faktor lingkungan
1.      Lingkungan keluarga : tidak harmonis, komunikasi antara orang tua dan anak kurang efektif, orang tua otoriter, keluarga terlalu permisisf.
2.      Lingkungan sekolah : sekolah kurang disiplin, adanya murid pengguna.
3.      Lingkungan teman sebaya ; tekanan kelompok sebaya sangat kuat, ancaman fisik sangat kuat, ancaman fisik dari teman pengedar.
4.      Lingkungan masyarakat luas : situasi politik, ekonomi, social yang kurang mendukung.


F. TINGKAT PEMAKAIAN
a. Eksperimen use : sekedar mencoba-coba dan memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian akan berhenti tapi ada juga yang meneruskan.
b. Recreation use : hanya untuk bersenang-senang, rekreasi atau santai.
c. Situasional use : memakai zat pada saat tertentu saja ( saat sedih, kecewa, tegang) dan bertujuan menghilangkan perasaan.
d. Abuse ; pemakai sebagai pola penggunaan bersifat patologik yg ditandai untuk mengendalikan, terus menggunakan walaupaun sakit fisiknya kambuh, yg akan menimbulkan gangguan fungsional / okupasional.
e. Dependence use : telah terjadi toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian zat dihentikan atau dikurangi dosisnya.
G. DAMPAK PENYALAHGUNAAN
a. Komplikasi medic : akibat zat itu sendiri 9 kokain : anemia, malnutrisi, kehilangan BB, opioida : kemandulan, gangguan haid, impotensi, Kafein : gastritis, sakit jantung dan hipertensi, Nikotin : kanker paru, bronchitis, bronkiektosis), akibat bahan campuran tau pelarut akibat cara pemakaian jarum suntik yg tidak steril, akibat pertolongan yg salah, akibat cara hidup kurang bersih.
b. Akibat gangguan mental emosional
c. Memburuknya kehidupan sosial
H. UPAYA PENCEGAHAN
a. Melalui keluaga ; luangkan waktu bersama, ciptakan suasan yg hangat, menjadi contoh yg baik, beri informasi yg benar, memperkuat kehidupan agama, sikap positif ortu.
b. Melalui sekolah : lokasi sekolah tdk berada pada tempat rawan, hubungan guru murid baik, disiplin, proses belajar mengajar bentuk siswa mandiri, konseling bagi mahasiswa bermasalh, libatkan partisipasi siswa dalam program pencegahan NAPZA melalui :
1.      Lembaga keagamaan
2.      LSM
3.      Kawan bukan pengguna
4.      Media masa
Contoh kasus Drug Abuse
Mona (bukan nama sebenarnya, Red.). Iapun tidak begitu setuju bila semua yang terjadi padanya dikatakan sebagai buntut dari perpisahan orang tua sejak ia menginjak sekolah dasar. Bersama dengan lima orang kakak laki-lakinya, Mona memilih tinggal bersama sang ibu. Perceraian itu, diakui Mona, berakibat pada hilangnya perhatian untuknya dan saudaranya yang lain. Hingga, dua orang saudara laki-lakinya juga terjebak dalam lembah hitam narkoba.
Kehidupan bandel Mona, dimulai ketika ia menginjak bangku SMP. Akibat dari pergaulan yang terlalu bebas, ia memulai kebiasaan merokok. Sejalan dengan itu, Mona akhirnya mulai mengenal dan mencoba ganja. “Minuman juga pernah coba, tapi gak terlalu sering,” tuturnya.
Perkenalan dengan ganja terjadi tanpa disengaja. Saat itu, kakak laki-lakinya sering membawa teman untuk menginap. Di rumahnya yang terbilang besar dan sepi, sang kakaknya sering menggelar pesta mabuk bersama teman-temannya. Akibat sering melihat kejadian itu, Mona jadi sangat mengenal seluk beluk orang mabuk. Buruknya, iapun jadi semakin ingin mencoba.
Pada suatu waktu ia bermain di kamar kakaknya. Di bawah kasur, ia menemukan daun ganja baik yang sudah dilinting ataupun yang masih dibungkus koran atau plastik. Jumlahnya lumayan banyak. Mona pun jadi berkesimpulan bahwa kakaknya dan teman-teman yang sering dibawanya tidak saja seorang “pemakai”, tapi juga seorang bandar.
Sekedar iseng, karena terbiasa merokok, Mona jadi sering mengambil ganja yang telah dilinting untuk dihisap. “Awalnya saya mau tahu, bagaimana sih rasanya. Katanya kalau ngisep ganja, matanya merah. Karena itu, sehabis menghisap, saya sering bercermin. Dan ternyata biasa aja. Cuma memang agak sedikit pusing,” ungkapnya mengenang.
Dijebak dan Diperkosa
Menginjak SMA, kehidupan bandel yang dilakoni Mona makin menjadi. Pergaulannya makin bebas. Di akhir pekan, ia sering tidak pulang untuk berkumpul dengan teman-temannya. “Saya mulai bandel untuk gak pulang. Cobain nongkrong-nongkrong, hingga masuk ke diskotik,” tutur anak bungsu ini. Usia Mona masih 15 tahun saat menginjak kelas satu SMA, namun ia telah mengenal alkohol dan obat-obatan. Tidak sulit bagi Mona untuk mendapatkan 2 jenis barang haram itu untuk dikonsumsi bersama teman-temannya.
Suatu waktu, Mona bertemu dengan teman yang dahulu sering nongkrong bersama. Sebut saja nama temannya itu T. Mona menyebut T itu sebagai “abang-abangan”, yaitu sebutan anak nongkrong untuk memanggil teman yang lebih tua. Oleh T, ia dikenalkan dengan seseorang yang dikatakan sebagai pemilik sebuah diskotik di daerah Jakarta Pusat. Bersama T, Mona sering berkunjung ke diskotik yang dimiliki oleh teman T tersebut. “Ketika main ke diskotik itu, sayapun sering ditraktir makan dan minum. Terkadang dikasih ongkos buat pulang,” jelasnya.
Suatu hari, ketika sedang berkunjung ke diskotik teman T tersebut, Mona mabuk berat. Ketika ingin pulang, ia pun dicegah oleh T. Saat itu Mona ditawari agar tidak usah pulang dan dijanjikan untuk disewakan sebuah kamar hotel. “Biasanya, sehabis ke diskotik itu saya langsung pulang ke rumah. Namun, kalau tidak pulang saya juga langsung ke tempat teman dan nongkrong lagi di sana sampai pagi,” ucap Mona.
Ketika ditawarkan kamar hotel tersebut, iapun sempat berpikir macam-macam. Namun, karena ia percaya kepada T, pikiran itu tidak digubrisnya. Mona juga sempat dijanjikan oleh T bahwa apa yang ditawarkan adalah karena kepedulian terhadapnya. “Udah, lu masuk aja ke kamar. Masuk dan lu kunci dari dalam. Beres. Tinggal tidur dah lu” ungkap Mona menirukan ucapan T. Ketika terbangun dari tidur, dan masih di bawah pengaruh mabuk, Mona melihat seorang laki-laki yang tertidur sambil memeluknya. Saat itulah ia menyadari bahwa dirinya telah ditipu oleh T. Mona pun yakin ada “bisnis tersembunyi” untuk dirinya yang dilakukan oleh T.
“Ternyata dia berniat jelek. Mungkin dia berpikir, ah si Mona itu kan sering nongkrong dan pergi bebas bersama laki-laki. Jadi gampang aja. Padahal dia salah besar! Walaupun sering main dan nongkrong, saya bukan seperti yang dia kira,” geram Mona mengingat apa yang dirasakannya saat itu.
Setelah kejadian itulah, kehidupan Mona berubah. Ia merasa malu dan bersalah. Peristiwa di malam jahanam itu tidak pernah diceritakannya pada siapapun, namun perasaan malu terus menyelimuti. Ia jadi malas untuk melakukan apapun dan makin sering tidak pulang ke rumah. Saat itu terlintas di pikirannya untuk membunuh orang yang telah memperkosa dirinya. Dalam kekalutan, Mona mengajak sang teman untuk kabur dari rumah. Puiang dari sekolah, mereka berdua akhirnya pergi ke Jambi. “Saya pikir saya bisa menentukan jalan sendiri,” tuturnya polos.
Dendam menghilang berkat nasehat teman-temannya. Mona diberi pengertian, walaupun ia membunuh pria amoral tersebut, keperawanan dirinya tidak akan kembali lagi. Bahkan ia nantinya akan berurusan dengan pihak berwajib. “Saat itu saya hanya berpikir, bila membunuh orang itu nanti keluarga akan tahu apa alasan-alasan yang menyebabkan saya jarang puiang dan kabur dari rumah,” geramnya.
Kecanduan Putau
Setelah satu setengah tahun menetap di Jambi, Mona akhirnya kembali ke Jakarta pada awal 1996. Saat pulang ke Jakarta, ia tidak langsung ke rumah. Kebetulan ia bertemu dengan teman akrabnya kala SD yang bekerja di daerah Daan Mogot, Jakarta Barat. Bersama temannya pula Mona menetap dan dibiayai untuk menyewa sebuah kamar kos di daerah Kota, Jakarta Utara.
Tidak diduga, penghuni kos sebelah kamarnya adalah seorang bandar putau. Monapun akrab dengannya. Alih-alih menumpang untuk meracik narkoba dagangan, sang bandar sering datang ke kamar Mona. “Kebetulan kamar yang saya tempati ada AC, dengan alasan itu pula bandar tersebut lebih betah di sana,” tutur Mona. Sambil meracik, sang bandar sering menawarkan contoh barang dagangan ke Mona. Tanpa segan, Mona pun mencoba memakai putau tersebut dengan cara di-drugs, yaitu dibakar dan dihisap uapnya. “Setiap hari dia ke kamar. saya dan teman sering dikasih tester putau dengan gratis. Tapi setelah melihat kita sudah sering sakau, iapun jadi tidak numpang meracik lagi. Mau tidak mau kita yang berganti pergi ke kamarnya. Malah terkadang tidak memberi bila kita meminta, terpaksa hams membeli,” ingatnya kesal.
Mulai dari situ diri Mona kecanduan putau. Setiap hari ia ketagihan. Kehabisan uang dan tidak tahu mesti berbuat apa lagi, dalam keadaan sakau, Mona memberanikan diri puiang ke rumah.

Coba Jarum Suntik
Pulang ke rumah, yang ada di pikiran Mona adalah cara mendapatkan uang untuk membeli putau. Disekolahkan kembali oleh sang ibu, Mona pun memanfaatkan keadaan dengan alasan klise untuk mendapatkan uang, seperti membeli buku, bayar uang sekolah, dan lain-lain. Tamat SMA, Mona mengikuti kursus di sebuah lembaga pendidikan bahasa. Di situlah ia bertemu kembali dengan mantan pacarnya. “Ia sudah beristri, namun katanya ia sayang sama saya. Ia sering memberi uang yang akhirnya saya pergunakan untuk membeli putau,” papar Mona.
Lulus dari tempat kursus, Mona kembali pergi dari rumah dan ngekos. Di situ ia diajak oleh seorang teman untuk bekerja di sebuah diskotik. Disitu pun ia ditinggalkan sang pacar. Mona ditinggalkan ketika diketahui dirinya adalah pecandu putau. Saat terjadi kerusuhan di bulan Mei 1998, Mona kesulitan mendapatkan putau. Saat itu dia mendatangi seorang bandar yang hanya mempunyai putau dalam bentuk cair dan harus dipakai dengan disuntik. Dengan sangat terpaksa, Mona pun mencoba memakai putau dengan cara disuntik. Kenikmatan yang berbeda pun dirasakan Mona. Sejak itulah ia selalu memakai putau dengan cara disuntik.
Sakaw di Tempat Kerja, Pacaran sama Bandar “Pengedar”
Tahun 1999, Mona mulai kehabisan uang. Jangankan untuk membeli putau, untuk biaya hidup sehari-hari sangatlah susah. Dalam keadaan sakau, ia kembali puiang ke rumah. Saat itu Mona dalam pengaruh Leksotan – yaitu sejenis obat yang menurut para pengguna putau dapat menghilangkan rasa sakaw – Mona mulai cerita pada ibunya semua kejadian yang menimpa selama ini. Setelah itu, Mona dimasukkan dalam program terapi Rumah Sakit Fatmawati. Dalam pengobatan itu ia berobat jalan. Selama hampir dua bulan Mona menjalani pengobatan di rumah. Setelah pulih, Mona mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan air minum. Sibuk bekerja, iapun lupa dengan narkoba. Diakuinya, di situ ia benar-benar jauh dari segala jenis narkoba, terkecuali merokok. Namun, kehidupan normal itu hanya berlangsung tiga bulan. Satu saat Mona bertemu dengan seorang rekan kerja pecandu putau. Sebut saja namanya W.
Awalnya Mona tidak tahu bahwa ia pecandu. Namun, karena sering berbincang dengan W, lambat laun Mona tahu. Ternyata, W dan istrinya adalah pasangan pemakai putau. Faktor sugesti dan juga pengaruh W, akhirnya Mona kembali mencoba putau yang telah ia tinggalkan. Setiap jam makan siang, pastilah W datang dan membawa putau. Karena kebiasaan barunya itu, Mona tergoda untuk menghubungi teman-teman lamanya yang merupakan bandar narkoba. Bila ia dapat membeli sendiri tanpa W, pastilah putau yang ia dapatkan akan lebih cukup untuk dipakai sendiri, pikir Mona saat itu. Setiap jam makan siang, dengan menggunakan ojek, Mona mendatangi bandar-bandar kenalan lamanya. Mona jadi sering sakaw di kantor, bahkan di saat jam kerja.
Uang gaji pun akhirnya terpakai untuk belanja putau. Sampai ia bertemu dengan seorang bandar yang tertarik kepadanya. Kesempatan itupun digunakan oleh Mona. Ia menjalin hubungan dengan sang bandar. “Lumayan saya pacarin dia. Kadang-kadang saya bisa dapat barang gratis. Waktu itu saya kalau beli kan pakai ojek, dia juga yang kadang bayarin tuh ojek,” ujar Mona.
Dukungan Orang Tua yang Berarti
Karena tindak-tanduk sang putri bungsu mulai aneh lagi, orang rumah mulai curiga. Hampir delapan bulan Mona memakai putau sambil bekerja. Rekan-rekan kerjanya tahu dan mengadukan Mona ke atasan. Mona akhirnya dikeluarkan. Dengan sedikit tipu daya, orang tuanya kembali memasukkan ke sebuah panti rehabilitasi di daerah Bintaro, Jakarta Selatan. “Waktu itu aku sedang sakaw di rumah, saya minta uang pada orang tua. Kemudian ibu menawarkan untuk ikut dengannya dahulu baru dikasih uang. Ternyata saya dibawa ke panti rehabilitasi,” cerita Mona.
Sebelas bulan lamanya Mona menjalani proses terapi. Hingga akhirnya, di awal 2002, ia kabur dari panti rehabilitasi tersebut, dan kembali ke rumah. Mona kembali mendapatkan pekerjaan di sebuah toko kaset. Ia menyewa sebuah kamar kos lagi sambil bekerja. Suatu waktu ia bertemu mantan kekasihnya yang seorang pemakai. Pengaruh narkoba pun kembali hinggap dalam kehidupan Mona. Setelah itu ia menjalani kehidupan kembali sebagai pemakai narkoba. Hingga akhirnya, ia terkena jangkauan sebuah lembaga yang menangani pecandu narkoba di wilayah Cideng, Jakarta Barat. Lembaga itu bergerak dalam pengurangan dampak buruk dari narkoba, khususnya pecandu yang menggunakan jarum suntik.

Tidak lama setelah itu, Mona pun ditawarkan untuk menjalani terapi substitusi dengan menggunakan Metadon yang ia jalani hingga kini. Menurut Mona, dosis yang dipakai dalam terapinya kini adalah 5 mg. Iapun berharap, dosisnya berkurang lagi di kemudian hari hingga akhirnya ia tidak perlu menggunakan apa-apa lagi. Dikatakan Mona, seorang pecandu narkoba bila ingin berhenti harus dari keinginan hatinya sendiri. Mona yakin, setiap pecandu bisa berhenti! Iapun mengakui, dukungan orang tuanya sangat besar dirasakan olehnya. Orang tuanya pun akhinya bersatu kembali dan tinggal bersama hanya untuk membenahi apa yang terjadi pada Mona dan juga kakak-kakaknya. “Mereka pernah bilang, mereka rujuk kembali hanya untuk anak-anaknya. Dan hal itu dirasakan sangat berarti bagi saya dan juga semuanya,” tutur Mona mengakhiri pembicaraan.




Minggu, 31 Mei 2015

Contoh ASKEB SOAP BBL FISIOLOGIS




ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny “W
BARU LAHIR NORMAL

Hari / Tanggal           : Senin, 15 oktober 2012
Pukul                          : 15.00 WIB
Tempat                       : Rumah Pasien
I.                   PENGKAJIAN
  1. Data Subjektif
1.      Biodata
a.       Biodata Bayi
Nama                                             : By. “C”
Tanggal Lahir                                : 13 Oktober 2012
Jenis kelamin                                 : Perempuan
BB Lahir                           : 3100 gr
PB Lahir                            : 49 cm
Kebugaran                         : bugar
b.      Biodata orangtua
-          Biodata ibu
Nama                           : Ny “W
Umur                           : 26 Tahun
Agama                                     : Islam
Pendidikan                              : SMA
Pekerjaan                                 : IRT
Alamat                                       : Jl. Meranti 04 RT 5
-          Biodata  Ayah           
Nama                           : Tn.”R
Umur                           : 29 Tahun
Agama                         : Islam
Pendidikan                              : S1
Pekerjaan                                 : Swasta
Alamat                                       : Jl. Meranti 04 RT 5



2.      Riwayat Kesehatan                
·         Riwayat Kesehatan Sekarang
Bayi dalam keadaan sehat.
·         Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikeluarga tidak ada yg menderita penyakit keturunan, menular dan menahun.
3.      Riwayat Kehamilan & Kelahiran
a.                 Kehamilan
-            ANC dengan                          : Bidan
-        Frekuensi  ANC                      : 4 x
-        Imunisasi TT                                       : 2 x
b.                Riwayat persalinan
-          Tanggal lahir /jam       : 13-10-2012 Pukul 06.00 WIB
-          Keadaan bayi saat lahir           : baik
-          Panjang tali pusat        : 48Cm
-          Penolong                     : Bidan
-          Keadaan plasenta        : Lengkap
4.      Data Perkembangan                                                                                       
Skor
Nilai
Warna Kulit
2
Frekuensi Jantung
1
`Rx terhadap rangsangan
2
Tonus otot
1
Respiration
2

5.      Data Biologis
a)                                                    Nutrisi
-          Minum                                    : ASI
-          Frekuensi                    : 7-8 x / hari



b)   Eliminasi
o   BAK
Frekuensi                     : 7 x /hari
Warna                                      : Kuning jernih
o   BAB
Frekuensi                     : 4 x /hari
Warna                          : kuning
Konsitensi                   : Lunak
c)                                                    Istirahat & tidur
Tidur malam             : ± 8 jam
Tidur siang                  : ± 8 jam
Masalah                                   : tidak ada
d)                                                   Personal Hygiene
Mandi                                      : 1x/hari
Perawatan tali pusat    : 1x/hari
Ganti pakaian                          : tiap kali kotor, basah dan sehabis mandi
e)                                                    Aktivitas
Gerakan BBL                          : aktif
f)                                                     Data psikologi
Hubungan dengan orang tua               : baik
Hubungan dgn anggota klrga yg lain  : baik

  1. DATA OBJEKTIF
1)      Pemeriksaan umum
·         Keadaan Umum                      : Baik
·         Kesadaran                               : Compos Mentis
·         Tanda-tanda vital
Denyut jantung                       : 114 x/menit
Denyut nadi                            : 140 x/menit
Pernafasan                               : 40x/menit
Temperature                            : 36,90C
BB sekarang                            : 3300 gram/50cm


2)      Pemeriksaan Antropometri
      BB                               : 3300 gram
      PB                               : 50 cm
LK                   : 34 cm
LD                   : 33 cm

3)      Pemeriksaan Fisik
Ø  Kepala
·         Caput succedaneum    : Tidak Ada
·         Chepal Haematoma    : Tidak Ada
·         Kebersihan                  : Bersih
·         Kelainan                      : Tidak Ada
Ø  Muka
·         Warna                         : Tidak Pucat
·         Bentuk                                    : Simetris
·         Kelainan                      : Tidak Ada
Ø  Mata
·         Sklera                           : AnIkterik
·         Conjugtiva                   : AnAnemis
·         Pengeluaran secret       : Tidak Ada
·         Kelainan                       : Tidak Ada
Ø  Hidung
·         Kebersihan                   : Bersih
·         Bentuk                         : Simetris
·         Pengeluaran sekret       : Tidak Ada
·         Kelainan                       : Tidak Ada
Ø  Telinga
·         Lubang telinga             : Ada
·         Kebersihan                   : Bersih
·         Pengeluaran secret       : Tidak ada
·         Pendengaran                : Normal
·         Masalah                        : Tidak ada

Ø  Mulut
·         Bentuk             : Normal
·         Lidah                           : Merah muda
·         Gusi                             : Merah muda
·         Masalah                        : Tidak ada
 Ã˜  Dada
                        ·         Bentuk dada                            : Normal
                        ·         Kesimetrisan gerakan dada      : ( + )
                        ·         Bunyi nafas                              : Bronco vaskuler
                        ·         Retraksi dinding dada             : Tidak ada
Ø  Abdomen
·         Bentuk                                     : normal
·         Les Adai                                  : tidak ada
·         Kelainan                                   : tidak ada
Ø  Ekstremitas
·         Kelengkapan                            : lengkap
·         Pergerakan                               : aktif
Ø  Genitalia
·         Kebersihan                              : Bersih
·         Lesi                                         : Tidak ada
·         Kelainan                                  : Tidak ada
·         Lubang anus                           : Ada
Ø  Reflek
·         Morrow                        : Normal
·         Kelainan                                   : Tidak ada

II.                INTERPETASI DATA
A.    Diagnosa
By. Ny. I, k/u baik  BBL Normal
Data Subjektif     :
-          Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya 2 hari yang lalu
-          Ibu mengatakan bayi berjenis kelamin perempuan, menangis kuat saat lahir dan tidak ada kelainan
-          Bayi dalam keadaan sehat dan mulai menyusu
Data Objektif       :
-          K/U                             : Baik
-          Kesadaran                   : Composmentis
-          Frekuensi Jantung       : 114 x/mnt
-          RR                              : 40x/mnt
-          Temp                           : 36,9° C
-          BB Sekarang               : 3300 gram/50 cm
-          Tidak Ada kelainan dalam pemeriksaan fisik dan reflek – reflek normal

B.     Masalah:
Tidak Ada.
C.    Kebutuhan :
I.            Informasikan hasil pemeriksaan
II.            Penkes tentang ASI eksklusif
III.            Penkes tentang tanda – tanda bahaya
IV.            Penkes tentang kebutuhan nutrisi
V.            Penkes tentang kebutuhan istirahat
VI.            Penkes tentang imunisasi

III.                    DIAGNOSA POTENSIAL
-                                Tidak Ada.
IV.             KEBUTUHAN SEGERA
-                                Tidak Ada
V.                INTERVENSI

No.
Hari/tgl/jam
Tujuan/Kriteria
Intervensi
Rasionalisasi
Dx
Senin/
15-10-12
15.30 WIB
Tujuan :
Agar BBL sehat dan tidak terjadi kelainan

Kriteria:
1.    K/u bayi baik
2.    Tidak terjadi infeksi
3.    Bayi sehat
4.    BB berrtambah
Informasikan hasil pemeriksaan
Dengan diinformasikan, diharapkan ibu mengetahui keadaan bayinya
Berikan penkes tentang ASI eksklusif
Dengan diberikan penkes, diharapkan bayi mendapat ASI eksklusif sampai usia 6 bulan
Jelaskan tentang tanda – tanda bahaya
Dengan dijelaskan, diharapkan ibu akan mengantisipasi jika terjadi tanda – tanda bahaya pada bayiny
Berikan penkes tentang kebutuhan nutrisi
Dengan diberikan penkes, diharapkan kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi
Berikan penjelasan tentang kebutuhan istirahat
Dengan dijelaskan, diharapkan kebutuhan istirahat bayi terpenuhi
Jelaskan tentang imunisasi
Dengan dijelaskan, diharapkan imunisasai bayi lengkap sejak imunisasi pertama usia 7 hari
VI. IMPLEMENTASI

No.
Hari/tgl/jam
Implementasi
Respon
Paraf
Dx
Senin/
15-10-112
15.30 WIB
Menginformasikan hasil pemeriksaan, bahwa keadaan bayi sehat, BB bertambah, tidak ada kelainan.
Ibu tersenyum
15.35 WIB
Memberikan penkes tentang ASI eksklusif, bahwa bayi harus diberikan ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya kecuali obat dan air putih, untuk menghindari terjadinya alergi akibat makanan pendamping ASI yang belum cocok dengan enzim dan system pencernaan byi yang masih rentan.
Ibu mengangguk mengerti
15.42 WIB
Menjelaskan tentang tanda – tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru lahir. Diantaranya bayi rewel, tali pusat bau, bengkak dan berwarna merah, bayi kuning, dan  tidak mau menyusu, jika terjadi tanda – tanda tersebut, diharapkan ibu menghubungi petugas kesehatan secepatnya,
Ibu mengatakan mengerti
15.48 WIB
Memberikan penkes tentang kebutuhan nutrisi, bahwa bayi tengah dalam masa dimana tidur lebih banyak daripada beraktivitas, oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, ibu harus membangunkan dan memberikan ASI kepada bayi setiap 2-3 jam.
Ibu mengangguk mengerti
15.53 WIB
Menjelaskan tentang kebutuhan istirahat pada ibu, bahwa bayi memang sedang dalam masa tidur, sehingga ibu tidak perlu khawatir.
Ibu mengatakan mengerti
15.58WIB
Memberikan penkes tentang imunisasi, bahwa bayi harus mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi pertama didapatkan pada saat bayi berusia sebelum 7 hari, yaitu imunisasi hepatitis B, untuk melindungi anak dari penyakit hepatitis sedini mungkin. Lalu pada saat bayi berusia sebelum 2 bulan, bayi diimunisasi BCG untuk melindungi bayi dari penyakit TBC. Setelah itu usia lebih dari 2 bulan bayi diberikan imunisasi DPT dan polio, pada usia 9 bulan bayi mendapatkan imunisasi campak.
Ibu mengerti


VII. EVALUASI

No.
Hari/tgl/jam
Evaluasi
Paraf
Dx
Senin/
15-10-12
16.00 WIB
S :
  • Ibu mengatakan mengerti dengan semua penjelasan yang telah diberikan
  • Ibu mengatakan akan memberikan ASI eksklusif pada bayi
  • Ibu mengetakan akan mengimunisasi anaknya sebelum anaknya berusia 7 hari
O:
  • Ibu dapat menjawab pertanyaan bidan berdasarkan penjelasan yang telah diberikan
  • Ibu dapat mengulangi tanda – tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi
  • K/U bayi baik
  • Bayi dibangunkan untuk menyusui

A:Tujuan tercapai

P:Intervensi dihentikan












ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny “A
BARU LAHIR NORMAL

Hari / Tanggal           : Senin, 15 oktober 2012
Pukul                          : 15.30 WIB
Tempat                       : BPS

BIODATA
Biodata Bayi
Nama                                             : By. “C”
Tanggal Lahir                                : 13 Oktober 2012
Jenis kelamin                                 : Laki- laki
Kebugaran                         : bugar
b.      Biodata orangtua
-          Biodata ibu
Nama                           : Ny “A
Umur                           : 26 Tahun
Agama                                     : Islam
Pendidikan                              : SMA
Pekerjaan                                 : IRT
Alamat                                       : Jl. Meranti 04 RT 5
-          Biodata  Ayah           
Nama                           : Tn.”R
Umur                           : 29 Tahun
Agama                         : Islam
Pendidikan                              : S1
Pekerjaan                                 : Swasta
Alamat                                       : Jl. Meranti 04 RT 5





I.         DATA SUBJEKTIF ( S )
1.      Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya 2 hari yang lalu
2.      Ibu mengatakan bayi berjenis kelamin perempuan, menangis kuat saat lahir dan tidak ada kelainan.
3.      Bayi dalam keadaan sehat dan mulai menyusui.
4.      Ibu mengatakan Tali pusat belum kering.


II.      DATA OBJEKTIF ( O )
1.      Keadaan umum bayi baik
2.      Kesadaran Composmentis
3.      Tanda-tanda vital
a.       Nadi                            : 140 x/menit
b.      Pernapasan                  : 40 x/menit
c.       Suhu                            : 36,9 °C
d.      Denyut jantung           : 114 x/menit
e.       BB sekarang               : 3300 gram/50cm
4.      Tidak ada kelainan dalam pemeriksaan fisik dan reflek-reflek normal.
5.      Tali pusat mulai kering
6.      Bayi mulai menyusu
7.      Bayi bergerak aktif jika terbangun

III.   ASSESMENT ( A )
By. Ny. I, k/u baik  BBL Normal


IV.   PLANNING ( P )
Tanggal 15 Oktober 2012 Jam 15.30 wib – 16.00 wib
1.      Menyampaikan hasil pemeriksaan pada Ibu dan menginformasikan bahwa bayinya dalam keadaan baik, Ibu tersenyum mengerti.
a.       Nadi                : 140 x/menit
b.      Pernapasan      : 40 x/menit
c.       Suhu                : 36,9 °C
d.      Denyut jantung           : 114 x/menit
2.      Memberikan penkes tentang ASI eksklusif, bahwa bayi harus diberikan ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya kecuali obat dan air putih, untuk menghindari terjadinya alergi akibat makanan pendamping ASI yang belum cocok dengan enzim dan system pencernaan byi yang masih rentan., Ibu mengangguk mengerti dan mau memberikan ASI Eklusif.
3.      Menjelaskan tentang tanda – tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru lahir. Diantaranya bayi rewel, tali pusat bau, bengkak dan berwarna merah, bayi kuning, dan  tidak mau menyusu, jika terjadi tanda – tanda tersebut, diharapkan ibu menghubungi petugas kesehatan secepatnya, Ibu mengerti.
4.      Memberikan penkes tentang kebutuhan nutrisi, bahwa bayi tengah dalam masa dimana tidur lebih banyak daripada beraktivitas, oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, ibu harus membangunkan dan memberikan ASI kepada bayi setiap 2-3 jam, Ibu mengerti dan mau melakukan.
5.      Menjelaskan tentang kebutuhan istirahat pada ibu, bahwa bayi memang sedang dalam masa tidur, sehingga ibu tidak perlu khawatir, Ibu mengerti.
6.      Memberikan penkes tentang imunisasi, bahwa bayi harus mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi pertama didapatkan pada saat bayi berusia sebelum 7 hari, yaitu imunisasi hepatitis B, untuk melindungi anak dari penyakit hepatitis sedini mungkin. Lalu pada saat bayi berusia sebelum 2 bulan, bayi diimunisasi BCG untuk melindungi bayi dari penyakit TBC. Setelah itu usia lebih dari 2 bulan bayi diberikan imunisasi DPT dan polio, pada usia 9 bulan bayi mendapatkan imunisasi campak, Ibu mengerti dan mau melakukan Imunisasi.