DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA NIFAS DAN PENANGANANNYA
KATA
PENGANTAR
Pujisyukur
kami panjatkankehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
persentasi tentang ‘Deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganannya ‘.Laporan ini disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan pada masa
nifas. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada :
1. Allah SWT dalam Ridha-Nya
sehingga kami bias menyelesaikan tugas ini.
2.
Ibu
Nurma Ika Zuliyanti, S.ST, M.Kes. selaku pembimbing mata kuliah Asuhan
Kebidanan III.
3.
Teman
sekelompok yang telah bekerjasama dengan baik, sehingga
makalah dapat selesai dengan baik.
Kami
menyadari bahwadalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan , bahasan, atau pun penulisannya.Oleh karena itu kami mengharapkan
kritikdan saran yang sifatnya membangun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Komplikasi pada masa nifas biasanya
jarang ditemukan selama pasien mendapatkan asuhan yang berkualitas, mulai dari
masa kehamilan sampai dengan persalinannya. Jika pasien sering bertatap muka
dengan bidan melaluipemeriksaan antenatal maka bidan mempunyai lebih banyak
kesempatan untuk melakukan penapisan terhadap berbagai kemungkinan komplikasi
yang mungkin muncul pada masa inpartu dan nifas.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaiman Perdarahan Pervaginam terjadi pada masa
nifas?
2.
Bagaimana Infeksi pada Masa Nifas terjadi?
3.
Bagaimana
Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, dan Pengelihatan Kabur pada masa nifas?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui Perdarahan Pervaginam yang terjadi pada masa nifas.
2.
Untuk
mengetahui Infeksi pada Masa Nifas.
3.
Untuk
mengetahui Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, dan Pengelihatan Kabur yang terjadi
pada masa nifas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perdarahan
Pervaginam
Perdarahan pervaginam
yang melebihi 500 ml Setelah
bersalin didefenisikan sebagai perdarahan pasca persalinan.
Terdapat beberapa masalah mengenai defenisi ini :
a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak
sebanyak yang sebenarnya, kadang kadang hanya setengah dari biasanya. Darah
tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar
pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan di lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya
sesuai dengan kadar haemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat
menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada
anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat
fatal dari kehilangan darah.
c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk
jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini
dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada s aat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Penilaian resiko pada s aat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Penanganan
aktif kala III
Sebaiknya
dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden
perdarahan pasca persalinan akibat atonia
uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan
fase persalinan.
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas,
malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau danya disuria.
Ibu beresiko terjadi infeksi post
partum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada
perineum, dinding vagina dan serviks, infeksi post SC yang mungkin terjadi
Penyebab infeksi :
bakteri endogen dan bakteri eksogen
Faktor predisposisi :
Faktor predisposisi :
nutrisi yang buruk, defisi ensi zat besi,
persalinan lama, ruptur membran,
episiotomi, SC
Gejala klinis :
Gejala klinis :
endometritis tampak pada hari ke 3 post partum disertai dengan suhu
yang mencapai 39 derajat celcius dan takikardi, sakit kepala, kadang juga terdapat uterus yang lembek.
Manajemen :
Manajemen :
ibu harus di isolasi
C.
Sakit
Kepala , Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur
Wanita
yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur.Gejala-gejala in imerupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, biladisertai dengan tekanan darah yang tinggi.
Penanganan
:
1. Jika
ibu sadar periksa nadi, tekanan darah, pernafasan
2.
Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan
ventilasi dengan masker dan balon.
Lakukan intubasi
3.
jika perlu dan jika pernafasan dangkal
periksa dan bebaskan jalan nafas dan berioksigen 4-6 liter per menit.
4.
Jika pasien tidak sadar/ koma bebaskan
jalan nafas, baringkan pada sisi kiri, ukur suhu,
5. Periksa
apakah ada kaku tengkuk.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
seorang wanita lebih rentan terkena komplikasi pada masa nifas jika asuhan yang
diberikan pada masa nifas tidak efektif dan tepat. Sebagi bukti nyatanya,
begitu banyak deteksi dini komplikasi pada masa nifas seperti : perdarahan
pervagina, infeksi, demam, nyeri epigastrik, sakit kepala, oedema, penglihatan
kabur dan lain-lain.
B. Saran
Sebaiknya dalam penyusunan makalah ini referensi atau
literatur yang digunakan harus lebih banyak lagi, agar dapat mempermudah dalam
proses penyusunan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanti, Eni. 2012. Asuhan Kebidanan Untuk Ibu Nifas. Yogyakarta:
Cakrawala Ilmu
Jannah, Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar