Minggu, 31 Mei 2015

Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas dan Penanganannya

DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA NIFAS DAN PENANGANANNYA



KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkankehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah Nya   penulis dapat menyelesaikan laporan persentasi tentang ‘Deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganannya ‘.Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan pada masa nifas. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada  :
1.      Allah SWT dalam Ridha-Nya sehingga kami bias menyelesaikan tugas ini.
2.      Ibu Nurma Ika Zuliyanti, S.ST, M.Kes. selaku pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan III.
3.      Teman sekelompok  yang  telah bekerjasama dengan baik, sehingga makalah dapat selesai dengan baik.
Kami menyadari bahwadalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan , bahasan, atau pun penulisannya.Oleh karena itu kami mengharapkan kritikdan saran yang sifatnya membangun.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Komplikasi pada masa nifas biasanya jarang ditemukan selama pasien mendapatkan asuhan yang berkualitas, mulai dari masa kehamilan sampai dengan persalinannya. Jika pasien sering bertatap muka dengan bidan melaluipemeriksaan antenatal maka bidan mempunyai lebih banyak kesempatan untuk melakukan penapisan terhadap berbagai kemungkinan komplikasi yang mungkin muncul pada masa inpartu dan nifas.

B.     Rumusan Masalah

1.        Bagaiman  Perdarahan Pervaginam terjadi pada masa nifas?
2.        Bagaimana  Infeksi pada Masa Nifas terjadi?
3.        Bagaimana Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, dan Pengelihatan Kabur pada masa nifas?

C.     Tujuan

1.      Untuk mengetahui Perdarahan Pervaginam yang terjadi pada masa nifas.
2.      Untuk mengetahui Infeksi pada Masa Nifas.
3.      Untuk mengetahui Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, dan Pengelihatan Kabur yang terjadi pada   masa nifas.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam  yang  melebihi 500 ml Setelah bersalin didefenisikan sebagai perdarahan pasca persalinan
Terdapat beberapa masalah mengenai defenisi ini :
a.   Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan di lantai.
b.  Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar haemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c.   Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini
        dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada s aat  antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca
persalinan.

Penanganan aktif kala III  

Sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.

B . Infeksi Masa Nifas

Beberapa    bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran  urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau danya disuria.
Ibu beresiko terjadi infeksi post partum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks, infeksi post SC yang mungkin terjadi
Penyebab infeksi :
bakteri endogen  dan bakteri eksogen
Faktor
predisposisi :
nutrisi yang buruk, defisi ensi zat besi, persalinan  lama, ruptur membran, episiotomi, SC
Gejala
klinis :
endometritis tampak pada hari ke 3 post partum disertai dengan suhu yang mencapai 39 derajat celcius dan takikardi, sakit kepala, kadang juga terdapat uterus yang lembek.
Manajemen :
ibu harus di isolasi

C.            Sakit Kepala , Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur.Gejala-gejala in imerupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, biladisertai dengan tekanan darah  yang tinggi.

Penanganan :
1.      Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah, pernafasan
2.      Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan ventilasi dengan  masker dan balon. Lakukan intubasi
3.      jika perlu dan jika pernafasan dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan berioksigen 4-6 liter per menit.
4.      Jika pasien tidak sadar/ koma bebaskan jalan nafas, baringkan pada sisi kiri, ukur suhu,
5.      Periksa apakah ada kaku tengkuk.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang wanita lebih rentan terkena komplikasi pada masa nifas jika asuhan yang diberikan pada masa nifas tidak efektif dan tepat. Sebagi bukti nyatanya, begitu banyak deteksi dini komplikasi pada masa nifas seperti : perdarahan pervagina, infeksi, demam, nyeri epigastrik, sakit kepala, oedema, penglihatan kabur dan lain-lain.

B.     Saran
Sebaiknya dalam penyusunan makalah ini referensi atau literatur yang digunakan harus lebih banyak lagi, agar dapat mempermudah dalam proses penyusunan makalah.







DAFTAR PUSTAKA



Purwanti, Eni. 2012. Asuhan Kebidanan Untuk Ibu Nifas. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu
Jannah, Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jogjakarta: Ar-Ruzz







Tidak ada komentar:

Posting Komentar