Minggu, 31 Mei 2015

KONSELING PERUBAHAN SEKUNDER PADA REMAJA DAN DISMINORE



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia Nya  lah sehingga penulisan makalah ini yang berjudul “Konseling Perubahan Sekunder Pada Remaja Dan Disminore” dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Kami  juga mengucapkan terima kasih bagi orang-orang yang telah bekerja sama membantu  dalam pembuatan makalah ini. Karna berkat merekalah dapat terciptanya makalah ini, maka kami ucapakan terima kasih kepada :
  1. Dosen pemimbing  mata kuliah Komunikasi Dalam Kebidanan  yang  telah membimbing kami dalam mata kuliah ini.
  2. Orang tua yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehingga mempermudah dalam pembuatan makalah ini.
Kami  menyadari bahwa laporan  ini masih memiliki banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan.

Purworejo,   Mei 2014       Penyusun










BAB I
PENDAHUULUAN

A.    Latar Belakang
Pada dasarnya seorang anak akan mengalami perubahan, secara umum dimana fase tersebut berkembang menjadi masa pubertas. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, spikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan biasanya dimulai saat berumur delapan sampai sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 sampai 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada wanita,pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedakangkan pada pria dengan mimpi basah.
Setiap bulan secara periodic seorang wanita normal mengalami mentruasi, di dalam mentruasi terkadang disertai nyeri haid (Disminore). Disminore adalah nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit, timbul akibat kontraksi disritmik miomentrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari ringan  sampai berat pada perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik pada sisi medial paha (Nurmasitoh, 2008).
Beberapa tahun yang lalu, nyeri haid hanya dianggap sebagai penyakit psikosomatik, dimana kebanyakan wanita yang menderita nyeri haid hanya bisa menyembunyikan rasa sakitnya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya dan kemana ia harus mengadu. Keadaan itu diperburuk oleh orang di sekitar mereka yang menganggap bahwa nyeri haid adalah rasa sakit yang dibuat-buat oleh wanita bahkan beberapa orang menganggap bahwa wanita yang menderita nyeri haid hanyalah wanita yang mencari perhatian atau kurang diperhatikan. Anggapan seperti ini sudah mulai hilang beberapa tahun yang lalu. Sekarang baru di ketahui bahwa nyeri haid adalah  kondisi medis yang nyata diderita wanita. Banyak metode yang telah dikembangkan oleh ahli dibidangnya yang bertujuan untuk mengatasi nyeri haid.
Karena keterbukaan informasi dan pesatnya ilmu pengatahuan yang sudah berkembang, nyeri haid mulai banyak di bahas. Banyak ahli  yang telah menyumbangkan pikiran dan temuannya untuk mengatasi nyeri haid.



B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahannya adalah sebagai   berikut :
1.       Apa yang dimaksud perubahan sekunder pada remaja ?
2.       Bagaimana contoh gambaran perubahan sekunder pada remaja?
3.       Apa yang dimaksud dengan Dismenore..?
4.       Bagaimana penyebab Dismenore ?
5.       Bagaimana gejala dismenore ?

C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.       Untuk mengetahui apa itu perubahan sekunder pada remaja
2.       Untuk mengetahui beberapa contoh perubahan sekunder yang dialami oleh remaja
3.       Untuk mengetahui apa itu dismenore
      3.    Untuk mengetahui apa penyebab dismenore
4.   Untuk mengetahui gelaja-gejala dismenore











BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian perubahan sekunder pada remaja
Perubahan sekunder adalah proses dimana organ tersebut terlihat berubah baik terlihat besar atau tumbuh.
2.      Ciri perubahan sekunder pada manusia :
a.       Ciri pada pria
1.     Tumbuh kumis dan janggut, rambut pada dada, rambut pada sekitar alat kelamin , rambut pada ketiak dan sebagainya.
2.     Nada suara akan semakin rendah.
3.     Pundak akan semakin lebar.
4.     Dan kebanyakan akan tumbuh prominentia laryngea atau jakun.
5.     Jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori - pori tampak membesar
6.     Mulai muncul jerawat di sekitar wajah
7.     Mulai tampak ada otot -otot yang berkembang lebih besar dan menonjol

b.      Ciri pada wanita
1.     Tumbuh rambut pada sekitar alat kelamin dan di ketiak.
2.     Pinggul semakin lebar.
3.     Terjadi menstruasi.
4.     Payudara akan mengembang.
5.     Kulit semakin halus.
6.     Suara semakin nyaring.

3.      Definisi Dismenore
Dismenore (dysmenorrheu) berasal dari bahasa yunani. Kata dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal : meno yang berarti bulan ; dan rrhea yang berarti aliran. Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menntruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun pinggul.Menurut kamus kesehatan, dismenore adalah nyeri mentruasi yang mungkin disertai kram perut, kejang (spasme), dan nyeri punggung.

a. Klasifikasi Dismenore
           1. Dismenore berdasarkan jenis nyeri
*      Dismenore spasmodik
Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat dialami oleh wanita muda maupun wanita berusai 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang mengalami dismenore spasmodik tidak dapat melakukan aktivitas. Adapun tanda dismenore spasmodik antara lain : pingsan, mual dan muntah. Dismenore spamosdik  dapat diobati atau di kurangi dengan melahirkan bayi pertama, walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut.
 
*      Dismenore Kongestif
Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid dating, berlangsung 2 dan 3  hari sampai kurang dari 2 minggu. Dan tidak terlalu menimbulkan nyeri, bahkan setelah hari pertama haid. Penderita akan merasa lebih baik di bandingkan dengan dismenore spasmodik. Adapun gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif antara lain :  pegal (pegal pada paha), sakit pada payudara, lelah, mudah tersinggung (sensitif), kehilangan keseimbangan, ceroboh, gangguan tidur dan timbul memar dipaha dan lengan atas.

             2.Dismenore berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab
*      Dismenore Primer
Dismenore primer biasanya dimulai dalam 6 hingga 12 bulan setelah menarche (pertama kali menstruasi). Saat menstruasi, pelepasan sel-sel endometrium akan diikuti dengan dikeluarkannya prostaglandin yang akan menyebabkan timbulnya iskemia, kontraksi miometrium dan vasokonstriksi. Dari penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan dismenorhea berat, terjadi peningkatan prostaglandin pada darah menstruasinya.
Keadaan di bawah ini akan meningkatkan risiko mengalami dismenorhea primer yaitu:
Ø  Wanita yang merokok
Ø  Wanita yang minum alkohol selama menstruasi karena alkohol akan memperpanjang nyeri pada saat menstruasi
Ø  Wanita yang kelebihan berat badan (obesitas)
Ø  Wanita yang tidak memiliki anak
Ø  Menarche dini (wanita yang pertama menstruasi sebelum umur 12 tahun)
Ø  Mempunyai riwayat yang sama dalam keluarga

*      Etiologi atau penyebab dari dismenore primer
1.      Faktor Psikologis
Biasanya terjadi pada remaja dengan emosi yang tidak stabil, mempunyaiambang nyeri yang rendah, sehingga sangat sedikit rasa nyeri dapat merasakan kesakitan.

      2.      Faktor Endokrin            
Pada umumnya hal ini di hubungkan dengan kontraksi usus yang tidak baik. Hal ini sangat erat kaintannya dengan pengeruh hormonal. Peningkatan produksi prostaglandin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus  yang tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri.
*      Dismenore Sekunder
Dismenorhea sekunder bisa terjadi kapanpun setelah menarche, tetapi paling sering ketika wanita berumur 20 atau 30 tahun, setelah beberapa tahun mengalami siklus normal tanpa rasa nyeri. Peningkatan prostaglandin juga ikut berperan di sini, akan tetapi disertai adanya kelainan atau penyakit pada pelvic (panggul). Penyebab tersering adalah endometriosis, leiomioma, adenomiosis, polip endometrial, chronic pelvic inflammatory disease (PID), dan pemakaian IUD.

*      Etiologi Dismenore Sekunder
Dalam dismenore sekunder, etiologi yang mungkin terjadi adalah :
      1.      Faktor Konstitusi Seperti Anemia
Pemakaian kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan penderahan, tumor atau fibroid.
       2.       Anomali Uterus kongenital
Anomali Uterus kongenital, Seperti rahim yang terbalik, peradangan selaput lendir rahim.
       3.      Endometriosis
Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan endometrium  diluar rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian dalam rahim. Saat siklus metruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai lapisan terjadinya kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini akan terlepas dan di keluarkan sebagai mentruasi.

       b. Tanda dan Gejala Dismenore
Dismenore dapat di tandai dengan gajala nyeri pada perut bagian bawah, nyeri  yang dirasakan sebagai kram yang timbul hilang atau sebagai nyeri timbul yang terus menerus ada. Nyeri  mulai timbul sesaat sesudah atau selama haid, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai dengan sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih, dan kadang sampai menjadi muntah.

       c. Diagnosis Dismenore
Diagnosis dimulai dengan evaluasi ginekologis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan rongga panggul. Diagnosis dismenorhea hanya bisa dipastikan saat dokter telah mengeliminasi kelainan menstruasi yang lain atau kondisi medis lain dengan gejala yang sama atau pengobatan yang mungkin bisa menyebabkan kondisi seperti itu. Sebagai tambahan, prosedur diagnostik untuk dismenorhea termasuk di dalamnya antara lain dengan USG, MRI, laparoskopi dan histeroskopi.
Dismenorhea primer dengan sekunder dapat dibedakan melalui anamnesis, termasuk di dalamnya usia pada saat menarche, perdarahan abnormal dari vagina atau cairan abnormal dari vagina, dispareunia (nyeri saat hubungan seksual) dan riwayat obstetri.

       d.Cara Mengatasi  Dismenore
Cara untuk mengatasi dismenore  dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti peradangan non steroid ( ibuprofen, naprokseen, asam mefenamat). Obat ini akan efektif jika diminum 2 hari sebelum mentruasi dan dilanjutkan sampai 1-2 hari ketika mentruasi.
Selain dengan obat-obatan, dismenore juga dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut :
1.      Istirahat cukup
2.      Olah raga teratur (terutama jalan)
3.      Pemijatan
4.      Mengalami orgasme (bagi yang telah menikah)
5.      Kompres hangat diarea sekitar perut
6.      Banyak mengkonsumsi air putih, hindari konsumsi garam berlebihan serta kafein untuk mencegah pembengkakan dan retensi cairan
7.      Makan makanan kaya zat besi, kalsium, vitamin B kompleks seperti susu, sayuran hijau
8.      Tinggikan posisi pinggul melebihi bahu ketika tidur telentang untuk membantu meredakan dismenore.











































BAB III
       PENUTUP

Kesimpulan
1.     Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menntruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun pinggul.
2.     Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri; yaitu dismenore spasmodic dan dismenore kongestif, dan ada tidaknya kelainan atau penyebab yang dapat diamati; yaitu dismedore primer dan dismenore sekunder
3.      Penyebab dari nyeri haid ini belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari penyebabnya. Ada beberapa factor yang menyebabkan dismenore yaitu factor psikologis, factor endokrin, factor konstitusi,anomaly uterus congenital dan endometriosis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar