KONSELING
PERUBAHAN SEKUNDER PADA REMAJA DAN DISMINORE
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia
Nya lah sehingga penulisan makalah ini yang
berjudul “Konseling Perubahan Sekunder Pada Remaja Dan Disminore” dapat terselesaikan dengan baik tepat
pada waktunya. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para
pembacanya.
Kami juga mengucapkan terima kasih bagi orang-orang
yang telah bekerja sama membantu dalam pembuatan makalah ini. Karna berkat
merekalah dapat terciptanya makalah ini, maka kami ucapakan terima kasih kepada
:
- Dosen pemimbing mata kuliah Komunikasi Dalam Kebidanan yang telah membimbing kami dalam mata kuliah ini.
- Orang tua yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehingga mempermudah dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan.
Purworejo, Mei 2014 Penyusun
BAB I
PENDAHUULUAN
A.
Latar Belakang
Pada dasarnya seorang anak
akan mengalami perubahan, secara umum dimana fase tersebut berkembang menjadi
masa pubertas. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan
fisik, spikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan
biasanya dimulai saat berumur delapan sampai sepuluh tahun dan berakhir lebih
kurang di usia 15 sampai 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada wanita,pubertas ditandai dengan
menstruasi pertama (menarche),
sedakangkan pada pria dengan mimpi basah.
Setiap bulan secara periodic seorang
wanita normal mengalami mentruasi, di dalam mentruasi terkadang disertai nyeri
haid (Disminore). Disminore adalah
nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit, timbul akibat
kontraksi disritmik miomentrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai
dari ringan sampai berat pada perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik
pada sisi medial paha (Nurmasitoh, 2008).
Beberapa
tahun yang lalu, nyeri haid hanya dianggap sebagai penyakit psikosomatik,
dimana kebanyakan wanita yang menderita nyeri haid hanya bisa menyembunyikan
rasa sakitnya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya dan kemana ia harus
mengadu. Keadaan itu diperburuk oleh orang di sekitar mereka yang menganggap
bahwa nyeri haid adalah rasa sakit yang dibuat-buat oleh wanita bahkan beberapa
orang menganggap bahwa wanita yang menderita nyeri haid hanyalah wanita yang
mencari perhatian atau kurang diperhatikan. Anggapan seperti ini sudah mulai
hilang beberapa tahun yang lalu. Sekarang baru di ketahui bahwa nyeri haid adalah
kondisi medis yang nyata diderita wanita. Banyak metode yang telah dikembangkan
oleh ahli dibidangnya yang bertujuan untuk mengatasi nyeri haid.
Karena
keterbukaan informasi dan pesatnya ilmu pengatahuan yang sudah berkembang,
nyeri haid mulai banyak di bahas. Banyak ahli yang telah menyumbangkan
pikiran dan temuannya untuk mengatasi nyeri haid.
B. Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahannya adalah
sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud perubahan
sekunder pada remaja ?
2.
Bagaimana contoh gambaran
perubahan sekunder pada remaja?
3.
Apa yang dimaksud dengan
Dismenore..?
4.
Bagaimana penyebab Dismenore ?
5.
Bagaimana gejala dismenore ?
C.Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui apa itu perubahan
sekunder pada remaja
2.
Untuk mengetahui beberapa
contoh perubahan sekunder yang dialami oleh remaja
3.
Untuk mengetahui apa itu
dismenore
3. Untuk mengetahui apa penyebab
dismenore
4. Untuk
mengetahui gelaja-gejala dismenore
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian perubahan sekunder pada remaja
Perubahan sekunder adalah proses dimana organ tersebut terlihat berubah
baik terlihat besar atau tumbuh.
2. Ciri perubahan sekunder pada
manusia :
a. Ciri pada pria
1. Tumbuh kumis dan janggut, rambut pada dada, rambut pada sekitar alat kelamin , rambut pada ketiak dan
sebagainya.
2. Nada suara akan semakin rendah.
5. Jaringan kulit menjadi lebih kasar
dan pori - pori tampak membesar
6. Mulai muncul jerawat di sekitar
wajah
7. Mulai tampak ada otot -otot yang
berkembang lebih besar dan menonjol
b.
Ciri pada wanita
2. Pinggul semakin lebar.
3. Terjadi menstruasi.
6. Suara semakin nyaring.
3.
Definisi
Dismenore
Dismenore (dysmenorrheu) berasal dari bahasa
yunani. Kata dys yang berarti sulit,
nyeri, abnormal : meno yang berarti
bulan ; dan rrhea yang berarti
aliran. Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menntruasi
yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan
nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun pinggul.Menurut kamus kesehatan,
dismenore adalah nyeri mentruasi yang mungkin disertai kram perut, kejang
(spasme), dan nyeri punggung.
a.
Klasifikasi Dismenore
1.
Dismenore berdasarkan jenis nyeri
Dismenore spasmodik
Dismenore
spasmodik adalah nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut dan terjadi sebelum
atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat dialami oleh wanita
muda maupun wanita berusai 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang mengalami
dismenore spasmodik tidak dapat melakukan aktivitas. Adapun tanda dismenore spasmodik
antara lain : pingsan, mual dan muntah. Dismenore spamosdik dapat diobati
atau di kurangi dengan melahirkan bayi pertama, walaupun tidak semua wanita
mengalami hal tersebut.
Dismenore Kongestif
Dismenore
kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid dating, berlangsung 2 dan
3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Dan tidak terlalu menimbulkan nyeri,
bahkan setelah hari pertama haid. Penderita akan merasa lebih baik di
bandingkan dengan dismenore spasmodik. Adapun gejala yang ditimbulkan pada
dismenore kongestif antara lain : pegal (pegal pada paha), sakit pada payudara, lelah, mudah tersinggung
(sensitif), kehilangan keseimbangan, ceroboh, gangguan tidur dan timbul memar
dipaha dan lengan atas.
2.Dismenore berdasarkan ada
tidaknya kelainan atau sebab
Dismenore Primer
Dismenore primer biasanya
dimulai dalam 6 hingga 12 bulan setelah menarche (pertama kali
menstruasi). Saat menstruasi, pelepasan sel-sel endometrium akan diikuti dengan
dikeluarkannya prostaglandin yang akan menyebabkan timbulnya iskemia, kontraksi
miometrium dan vasokonstriksi. Dari penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan
dismenorhea berat, terjadi peningkatan prostaglandin pada darah menstruasinya.
Keadaan di
bawah ini akan meningkatkan risiko mengalami dismenorhea primer yaitu:
Ø
Wanita yang merokok
Ø
Wanita yang minum alkohol
selama menstruasi karena alkohol akan memperpanjang nyeri pada saat menstruasi
Ø
Wanita yang kelebihan berat
badan (obesitas)
Ø
Wanita yang tidak memiliki
anak
Ø
Menarche dini (wanita yang pertama menstruasi sebelum umur 12 tahun)
Ø
Mempunyai riwayat yang sama
dalam keluarga
Etiologi
atau penyebab dari dismenore primer
1. Faktor
Psikologis
Biasanya terjadi pada remaja dengan emosi yang tidak stabil,
mempunyaiambang nyeri yang rendah, sehingga sangat sedikit rasa nyeri dapat
merasakan kesakitan.
2.
Faktor Endokrin
Pada umumnya
hal ini di hubungkan dengan kontraksi usus yang tidak baik. Hal ini sangat erat
kaintannya dengan pengeruh hormonal. Peningkatan produksi prostaglandin akan
menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi sehingga
menimbulkan nyeri.
Dismenore Sekunder
Dismenorhea
sekunder bisa terjadi kapanpun setelah menarche, tetapi paling sering ketika
wanita berumur 20 atau 30 tahun, setelah beberapa tahun mengalami siklus normal
tanpa rasa nyeri. Peningkatan prostaglandin juga ikut berperan di sini, akan
tetapi disertai adanya kelainan atau penyakit pada pelvic (panggul). Penyebab tersering adalah endometriosis, leiomioma,
adenomiosis, polip endometrial, chronic pelvic inflammatory disease
(PID), dan pemakaian IUD.
Etiologi
Dismenore Sekunder
Dalam dismenore sekunder,
etiologi yang mungkin terjadi adalah :
1.
Faktor Konstitusi Seperti Anemia
Pemakaian
kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan penderahan, tumor atau fibroid.
2.
Anomali
Uterus kongenital
Anomali Uterus kongenital, Seperti
rahim yang terbalik, peradangan selaput lendir rahim.
3.
Endometriosis
Penyakit
yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan endometrium diluar
rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian dalam rahim.
Saat siklus metruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai lapisan
terjadinya kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini akan
terlepas dan di keluarkan sebagai mentruasi.
b. Tanda dan Gejala Dismenore
Dismenore
dapat di tandai dengan gajala nyeri pada perut bagian bawah, nyeri yang
dirasakan sebagai kram yang timbul hilang atau sebagai nyeri timbul yang terus
menerus ada. Nyeri mulai timbul sesaat sesudah atau selama haid, mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga
sering disertai dengan sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering
berkemih, dan kadang sampai menjadi muntah.
c. Diagnosis Dismenore
Diagnosis
dimulai dengan evaluasi ginekologis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
termasuk pemeriksaan rongga panggul. Diagnosis dismenorhea hanya bisa dipastikan
saat dokter telah mengeliminasi kelainan menstruasi yang lain atau kondisi
medis lain dengan gejala yang sama atau pengobatan yang mungkin bisa
menyebabkan kondisi seperti itu. Sebagai tambahan, prosedur diagnostik untuk
dismenorhea termasuk di dalamnya antara lain dengan USG, MRI, laparoskopi dan
histeroskopi.
Dismenorhea
primer dengan sekunder dapat dibedakan melalui anamnesis, termasuk di dalamnya
usia pada saat menarche, perdarahan abnormal dari vagina atau cairan
abnormal dari vagina, dispareunia (nyeri saat hubungan seksual) dan riwayat
obstetri.
d.Cara Mengatasi Dismenore
Cara untuk
mengatasi dismenore dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti
peradangan non steroid ( ibuprofen, naprokseen, asam mefenamat). Obat ini akan
efektif jika diminum 2 hari sebelum mentruasi dan dilanjutkan sampai 1-2 hari
ketika mentruasi.
Selain
dengan obat-obatan, dismenore juga dapat diatasi dengan cara-cara sebagai
berikut :
1.
Istirahat cukup
2.
Olah raga teratur (terutama
jalan)
3.
Pemijatan
4.
Mengalami orgasme (bagi yang
telah menikah)
5.
Kompres hangat diarea sekitar
perut
6.
Banyak mengkonsumsi air putih,
hindari konsumsi garam berlebihan serta kafein untuk mencegah pembengkakan dan
retensi cairan
7.
Makan makanan kaya zat besi,
kalsium, vitamin B kompleks seperti susu, sayuran hijau
8.
Tinggikan posisi pinggul
melebihi bahu ketika tidur telentang untuk membantu meredakan dismenore.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dismenore
adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menntruasi yang dapat mengganggu
aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit
di daerah perut maupun pinggul.
2. Dismenore
dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri; yaitu dismenore spasmodic dan
dismenore kongestif, dan ada tidaknya kelainan atau penyebab yang dapat
diamati; yaitu dismedore primer dan dismenore sekunder
3. Penyebab
dari nyeri haid ini belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak
penelitian yang dilakukan untuk mencari penyebabnya. Ada beberapa factor yang
menyebabkan dismenore yaitu factor psikologis, factor endokrin, factor
konstitusi,anomaly uterus congenital dan endometriosis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar